Welcome To Gakosi
Gerabah Komposit
Gerabah adalah salah satu produk unggulan daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat khususnya di Desa Banyumulek Kecamatan Kediri yang telah berlangsung lebih dari setengah abad menjadikan desa ini menjadi salah satu sentra industri gerabah terbesar di Provinsi NTB. Industri gerabah di Desa Banyumulek berawal dari pembuatan alat rumah tangga atau perabot dapur, namun sekarang hampir sebagian besar hasil kerajinan berfungsi sebagai aksesoris dan bahan dekorasi seni. Industri gerabah Banyumulek tidak hanya mampu menembus pasar lokal, seperti Bali, Jawa dan Kalimantan, namun hingga pasar Asia seperti Malaysia, Thailand dan Singapura. Industri ini didukung oleh ketersediaan bahan baku yang memadai, dengan tersedianya tanah liat berkualitas baik di sekitar Desa Banyumulek.
Dalam proses pembuatan gerabah, pengrajin menggunakan bahan utama berupa lempung dan pasir halus dengan perbandingan 2:1. Pasir dalam pembuatan gerabah berfungsi sebagai penguat struktur atau sebagai filler tanah liat sesuai dengan teknologi nanokomposit. Tanah liat berfungsi sebagai matriks, sedangkan pasir berfungsi sebagai filler/pengisi. Namun, beberapa tahun belakangan ini, pasir halus sulit didapat, karena ketersediaan yang terus menipis. Penggunaan pasir halus bersaing dengan industri genteng dan batu bata. Sehingga sangat perlu dilakukan diversifikasi bahan untuk mengganti penggunaan pasir sebagai penguat struktur gerabah.
Beberapa bahan alternatif untuk menggantikan penggunaan pasir, seperti sekam dan jerami. Dua bahan ini digunakan sebagai bahan untuk membakar gerabah secara tradisional dalam proses produksi. Jika tidak dimanfaatkan abu hasil pembakaran sekam dan jerami berpotensi menghasilkan limbah yang mencemari lingkungan dan menganggu kesehatan. Partikel mikro yang terdapat di dalam abu, dapat terhirup dan mengganggu pernapasan
Dalam proses pembuatan gerabah, pengrajin menggunakan bahan utama berupa lempung dan pasir halus dengan perbandingan 2:1. Pasir dalam pembuatan gerabah berfungsi sebagai penguat struktur atau sebagai filler tanah liat sesuai dengan teknologi nanokomposit. Tanah liat berfungsi sebagai matriks, sedangkan pasir berfungsi sebagai filler/pengisi. Namun, beberapa tahun belakangan ini, pasir halus sulit didapat, karena ketersediaan yang terus menipis. Penggunaan pasir halus bersaing dengan industri genteng dan batu bata. Sehingga sangat perlu dilakukan diversifikasi bahan untuk mengganti penggunaan pasir sebagai penguat struktur gerabah.
Beberapa bahan alternatif untuk menggantikan penggunaan pasir, seperti sekam dan jerami. Dua bahan ini digunakan sebagai bahan untuk membakar gerabah secara tradisional dalam proses produksi. Jika tidak dimanfaatkan abu hasil pembakaran sekam dan jerami berpotensi menghasilkan limbah yang mencemari lingkungan dan menganggu kesehatan. Partikel mikro yang terdapat di dalam abu, dapat terhirup dan mengganggu pernapasan